Tentang Permulaan dan Kesempatan Kedua
TENTANG PERMULAAN DAN KESEMPATAN KEDUA/1/Akutidak pernah bertemu dengan kesempatankedua sampai hari itu. Kami sarapan bersama. ia akududuk di hanya bisadepanku menunduk yang bisa kulihat hanyalah tumpukan kertas yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun, di samping secangkir teh yang sama dengan yang ia seruput sedikit demi sedikit.Segalanya terasa asing./2/Ke arah jendeladi luar sanajalan terbentangjauh. (Tempat singgah ini bahkan belum menyentuh garis awal.)Dan jarak heningdi antara kamipunya nyanyiannyatersendiri.Aku jadi ingatlagu-lagu yangdikumandangkansemesta ketikaaku sedang dalamperjalanan menemuinya;nada beracun;tawa sintetis;boneka dengan benang-benang yang dikuasai mereka dalam gelap. Tapi bukti bahwa kini aku telah sampai, cukup meyakinkanku bahwaaku tidakakan mendengar melodi itu lagi/3/Waktu itu semesta memegang erat pena,menulis secaraterang-teranganapa yang kulukisdalam gelaphingga menembus halaman-halaman selanjutnya,dengan tintayang keras kepala.Kemudian,di waktu yang sama aku telah berlutut memohon dengan tiada habisnya agar tidak menjadikannya judul yang menentukan isi seluruh buku./4/Kertas-kertas tidak lagi bertumpukan, melainkan berisikan tulisan dan sketsa dengan tinta baru (yang tidak keras kepala sepertimu)melukiskan awal dari tercapainya sesuatu yang disebut-sebut tidak mungkin./5/Dan cangkir teh kami pun habis.x
Comments
Post a Comment